BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan
subsektor perikanan tangkap dilakukan melalui upaya peningkatan produktivitas
dan efisiensi usaha perikanan, yang diarahkan melalui peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal teknologi penangkapan ikan serta
meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Kabupaten Parigi Moutong. Hal
tersebut diharapkan dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pertumbuhan usaha perikanan tangkap dan
memperluas lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan nelayan guna
menanggulangi kemiskinan dengan tetap memperhatikan kelanjutan usaha dalam
mengeksploitasi Sumber Daya Alam.
Kebijakan
dan implementasi dari revitalisasi perikanan tangkap dapat ditempuh dengan
menerapkan berbagai cara yang diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas usaha. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal
tersebut adalah dengan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
usaha perikanan tangkap.
Wilayah
pesisir dan laut Teluk Tomini merupakan wilayah strategis yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat nelayan di Kabupaten Parigi Moutong sebagai sumber pendapatan
masyarakat dan sumber pendapatan daerah yang potensial. Dengan luas fishing ground (daerah penangkapan ikan)
sebesar sebesar 28.208 km2 dan didukung oleh Sumber Daya
Perikanan Teluk Tomini yang memiliki potensi lestari sumber daya ikan 295.620
ton per tahun, maka peluang untuk mengembangkan produksi perikanan tangkap di
Kabupaten Parigi Muotong terbuka lebar.
Untuk
mendukung pengembangan usaha pemanfaatan potensi perikanan tangkap di Kabupaten
Parigi Moutong, maka SMK Negeri 1 Parigi telah membuka program keahlian Nautika
Kapal Penangkap Ikan (NKPI) sejak tahun 2006. Hal ini diharapkan dapat menggali
dan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal serta memiliki
jiwa bahari dan keahlian dalam hal Teknologi Penangkapan Ikan. Disamping itu,
pengembangan program keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan diharapkan dapat
merangsang tumbuh dan berkembangnya iklim kewirausahaan serta lapangan kerja
bagi tamatan SMK.
Selain
sebagai lembaga pendidikan formal, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan
dapat berkembang menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu, yang
mampu menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,
sehingga mampu menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki
kompetensi. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka penyelenggaraan
pembelajaran pada SMK harus didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai dalam jenis dan jumlah.
Berkaitan
dengan hal tersebut diatas, maka upaya peningkatan mutu, relevansi dan daya
saing juga menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan program keahlian
Nautika Kapal Penagngkap Ikan (NKPI) di SMK Negeri 1 Parigi. Dengan demikian,
upaya penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan yang mengacu pada
potensi/keunggulan lokal (daerah) dapat terwujud. Upaya untuk mewujudkan
program tersebut tentunya harus didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana
pendidikan, khususnya peralatan yang berhubungan dengan operasional penangkapan
ikan.
B.
Tujuan
Proposal Pengembangan Program Keahlian
Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) di SMK Negeri 1 Parigi ini mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Pemenuhan
kelengkapan sarana dan prasarana bagi kegiatan pendidikan dan pelatihan di SMK Negeri 1 Parigi khususnya
Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI).
b. Meningkatkan
kualitas Pendidikan dan Pelatihan di SMK Negeri 1 Parigi khususnya Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
(NKPI).
c. Meningkatkan
kualitas tamatan SMK Negeri 1 Parigi Khususnya
Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) yang cerdas,
terampil, mandiri dan mampu bersaing di dunia kerja.
d. Mendorong
berkembangnya Unit Produksi (teaching
factory) di SMK Negeri 1 Parigi khususnya di Bidang Perikanan Tangkap demi
menciptakan kemandirian sekolah.
e. Meningkatkan
kerja sama antara SMK Negeri 1 Parigi dengan Institusi Pasangan, baik Instansi Pemerintah maupun swasta didalam
memasarkan alumni maupun produk dari Unit Produksi di SMK Negeri 1 Parigi.
BAB
II
POTENSI SUMBER
DAYA PERIKANAN TANGKAP
KABUPATEN PARIGI
MOUTONG
Kabupaten
Parigi Moutong secara administratif terdiri dari 19 kecamatan dengan panjang
garis pantai 472 km. Jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong adalah 400.000
jiwa, dimana 25 % penduduk usia produktifnya berprofesi sebagai nelayan dan
pembudidayaan ikan.
Wilayah
pesisir dan laut Kabupaten Parigi Moutong selain memiliki fishing ground 28.208 km2 dan didukung oleh sumber daya
perikanan Teluk Tomini. Potensi lestari sumber daya ikan di teluk Tomini
sekitar 295.620 ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 197.650
ton per tahun atau mencapai sekitar 33,18% (Gema Mina, 2005).
Secara
administratif Teluk Tomini berada di wilayah lintasan kewenangan administrasi
tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Dengan
demikian, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Teluk Tomini
melibatkan pusat, 3 Provinsi dan 14 kabupaten/kota. Salah satu diantara 14
kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Parigi Moutong.
Kabupaten
Parigi Moutong yang memiliki garis pantai terpanjang di Teluk Tomini jika
dibandingkan dengan kabupaten/kota yang berada di pesisir Teluk Tomini yakni
472 km, namun jumlah ikan yang didaratkan masih menduduki urutan ketiga atau
masih dibawah kota Bitung dan Gorontalo. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,
satu di antaranya adalah karena armada penangkapan yang dimiliki masyarakat di
Kabupaten Parigi Moutong tergolong tradisional.
Tabel 1. Produksi Perikanan Tangkap
rata-rata menurut jenis-jenis ikan hasil tangkap pada tahun 2008 dan 2009 di
Kabupaten Parigi Moutong. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Parigi Moutong,
2009)
|
No.
|
Jenis Ikan Hasil Tangkapan
|
Jumlah Tangkapan
(ton/tahun)
|
|
1
|
2
|
3
|
|
1.
|
Selar
|
3.464, 85
|
|
2.
|
Cakalang
|
3.427,15
|
|
3.
|
Ikan-ikan campuran
|
2.401,28
|
|
4.
|
Layang
|
2.144,48
|
|
5.
|
Kembung
|
2.135,15
|
|
6.
|
Teri
|
1.923,19
|
|
7.
|
Tongkol (tongkol krai, tongkol
komo)
|
1.555,20
|
|
8.
|
Kerapu (kerapu karang, kerapu
bebek, kerapu lumpur, kerapu sunu)
|
1.375,43
|
|
9.
|
Ekor Kuning/pisang-pisang
|
1.287,00
|
|
10.
|
Tuna (tuna mata besar, mata
besar, sirip biru Selatan)
|
720,54
|
|
11.
|
Kakap merah/bambangan
|
498,56
|
|
12.
|
Lolosi biru
|
470,28
|
|
13.
|
Moluska (cumi-cuu, gurita,
kerang, tiram sotong)
|
408,39
|
|
14.
|
Beronang
|
359,08
|
|
15.
|
Kuwe
|
317,65
|
|
16.
|
Krustasea (Udang, kepiting,
rajungan)
|
103,78
|
|
17.
|
Teripang
|
29.28
|
|
Total Hasil Tangkapan
|
22.622,55
|
|
Produksi
perikanan tangkap rata-rata di Kab. Parigi Moutong pada tahun 2008-2009 adalah
22.622,5 ton per tahun. Tabel 1 menggambarkan jumlah rata-rata hasil tangkapan
ikan pada tahun 2008-2009 berdasarkan
jenis-jenis ikan hasil tangkapan.
Jenis
ikan yang dominan diproduksi oleh kegiatan perikanan tangkap di Kab. Parigi
Moutong pada tahun 2008-2009 yaitu ikan selar sebanyak 3.464, 85 ton per tahun,
menyusul ikan cakalang sebanyak 3.427,15
ton per tahun, selanjutnya ikan jenis-jenis campuran sebanyak 2.401,28 ton per tahun, ikan layang sebesar 2.144,48 per
tahun dan ikan kembung sebesar 2.135,15 ton per tahun. Dari Tabel 1.
terlihat bahwa produksi ikan dasar
(kerapu, kakap, beronang dsb) tergolong masih rendah, hal ini disebabkan karena
alat tangkap yang digunakan adalah pancing dasar dan belum ada alternatip lain
yang lebih efektip tanpa merusak lingkungan.
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga/perusahaan
Perikanan Tangkap di Laut menurut Kategori Besarnya Usaha pada tahun 2009 di
Kabupaten Parigi Moutong (Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Parigi Moutong)
|
No.
|
Kategori Besarnya Usaha
Rumah Tangga Perikanan (RTP)
|
Jumlah Rumah Tangga Perikanan(RTP)
|
|
1
|
2
|
3
|
|
1.
|
Tanpa Perahu
|
442
|
|
2.
|
Jukung
|
444
|
|
3.
|
Perahu Papan (tanpa motor)
ukuran kecil
|
372
|
|
4.
|
Perahu Papan (tanpa motor)
ukuran sedang
|
460
|
|
5.
|
Perahu papan (tanpa motor)
ukuran besar
|
42
|
|
6.
|
Dengan motor temple
|
1.741
|
|
7.
|
Dengan kapal motor (Ukuran 5-10
GT)
|
26
|
|
Jumlah Total RTP
|
3.527
|
|
Jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) laut di Kabupaten Parigi Moutong yang berperan
dalam produksi perikanan tangkap adalah sebesar 3.527 RTP. Berdasarkan sarana
yang dimiliki, menunjukkan bahwa nelayan didominasi oleh nelayan yang sudah
menggunakan motor tempel yaitu sebanyak 1.741 RTP, menyusul RTP yang
menggunakan perahu papan (tanpa motor)
ukuran sedang (460 RTP) dan nelayan yang menggunakan jukung (444 RTP).
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tanpa Perahu (buruh nelayan) masih cukup besar yaitu 442, sedangkan yang
menggunakan Kapal Motor (ukuran 5-10 GT) baru mencapai 26 RTP.
Jumlah nelayan perikanan tangkap di
Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2009 adalah 8.474 orang, yang meliputi
7.053 orang nelayan penuh, 959 orang nelayan sambilan dan 462 orang nelayan sambilan tambahan.
Tabel 3. Jumlah Perahu/kapal Perikanan
Tangkap menurut kategori Perahu/kapal
pada tahun 2009 di Kabupaten Parigi Moutong (Dinas Kelautan dan
Perikanan Kab. Parigi Moutong)
|
No.
|
Kategori
Besarnya Kapal/perahu
|
Jumlah
Kapal/Perahu
|
|
1
|
2
|
3
|
|
1.
|
Jukung
|
451
|
|
2.
|
Perahu Papan (tanpa motor)
ukuran kecil
|
372
|
|
3.
|
Perahu Papan (tanpa motor)
ukuran sedang
|
460
|
|
4.
|
Perahu papan (tanpa motor)
ukuran besar
|
43
|
|
5.
|
Dengan motor temple
|
1.808
|
|
6.
|
Dengan kapal motor (Ukuran 5-10
GT)
|
39
|
|
Jumlah Total RTP
|
3.527
|
|
Kapal/perahu perikanan secara garis
besarnya diklasifikasikan kedalam 3 bagian, yaitu perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Perahu
tanpa motor terdiri dari jukung dan perahu papan (kecil, sedang dan besar). Berdasarkan data pada
Tabel 3. menunjukkan bahwa perahu/kapal
dengan motor tempel (1.808 buah) merupakan jenis armada perikanan
tangkap yang paling banyak digunakan oleh
nelayan di Kabupaten Parigi Moutong. Adapun kapal motor (ukuran 5-10 GT) yang
beroperasi dalam penangkapan ikan, jumlahnya masih sangat sedikit yaitu sekitar 39 unit. Adapun kapal/perahu
jenis jukung dan perahu tanpa motor yang umumnya digunakan oleh nelayan
jumlahnya masih cukup banyak yaitu masing-masing 451 dan 875 unit.
Berdasarkan data pada Tabel 4.
menunjukkan bahwa jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan
di Kabupaten Parigi Moutong adalah jenis pancing
lainnya, menyusul pancing tonda,
pancing ulur dan jaring insang
hanyut. Berdasarkan efisiensi dan evektivitas penggunaan alat tangkap, maka purse seine (pukat cincin) adalah
yang paling efisien, kemudian alat tangkap bagan.
Adapun alat tangkap pancing
merupakan jenis alat tangkap yang tidak efektif dibandingkan alat tangkap
lainnya yang digunakan oleh masyarakat nelayan di Kabupaten Parigi Moutong.
Total produksi rata-rata perikanan tangkap
pada tahun 2008 dan 2009 di Kabupaten Parigi Moutong adalah 22.622,5 ton per
tahun. Hasil tangkapan terbesar diperoleh dari alat tangkap pancing yakni
sebesar 6.123,09 ton per tahun dengan jumlah pancing sebanyak 8.366 buah,
menyusul pukat cincin (purse seine) dengan hasil tangkapan sebesar 2.590,04 ton per tahun dengan
jumlah alat tangkap sebanyak 52 unit.
Adapun alat tangkap dengan produksi hasil tangkapan terendah adalah jala tebar dengan produksi 13,22 ton
per tahun.
Tabel 4. Jumlah Rata-rata Unit Alat Tangkap dan
Rata-rata Produksi Perikanan Tangkap berdasarkan Jenis Alat Tangkap pada tahun
2008-2009 di Kabupaten Parigi Moutong. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.
Parigi Moutong, 2009)
|
No.
|
Jenis Alat
Tangkap
|
Jumlah Unit Alat
Tangkap
|
Jumlah
Produksi/hasil Tangkapan
(ton/tahun)
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1.
|
Payang
(termasuk lampara)
|
3
|
239,86
|
|
2.
|
Pukat
pantai (jaring arad)
|
75
|
511,40
|
|
3.
|
Pukat
cincin (purse seine)
|
52
|
2590,04
|
|
4.
|
Jaring
insang hanyut
|
704
|
1834,42
|
|
5.
|
Jaring
insang klitik
|
17
|
60,83
|
|
6.
|
Jaring
insang tetap
|
84
|
815,78
|
|
7.
|
Bagan
perahu/rakit
|
83
|
1798,24
|
|
8.
|
Rawai
hanyut
|
290
|
1532,80
|
|
9.
|
Huhate
|
2
|
111,31
|
|
10.
|
Pancing
tonda
|
2781
|
2272,42
|
|
11.
|
Pancing
ulur
|
1899
|
1938,00
|
|
12.
|
Pancing
tegak
|
126
|
350,44
|
|
13.
|
Pancing
cumi
|
31
|
85,00
|
|
14.
|
Pancing
lainnya
|
8366
|
6123,09
|
|
15.
|
Sero
(termasuk kelong)
|
153
|
1634,65
|
|
16.
|
Bubu
(termasuk bubu ambal)
|
120
|
710,95
|
|
17.
|
Jala
tebar
|
75
|
13,32
|
|
Total
|
14.859
|
22.622,50
|
|
BAB III
KONSEP
PENGEMBANGAN PROGRAM KEAHLIAN
NAUTIKA
KAPAL PENANGKAP IKAN (NKPI)
A. Rasionalisasi Kegiatan
Kabupaten Parigi
Moutong merupakan salah satu dari 14 Kabupaten yang terletak di wilayah Teluk
Tomini. Dibanding dengan Kabupaten/Kota lainnya di Teluk Tomini, Parigi Moutong
merupakan kabupaten yang memiliki garis pantai terpanjang di Teluk Tomini
dimana hampir semua kecamatannya berada di wilayah Pesisir Teluk Tomini. Dengan
melihat kondisi tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong
memprogramkan kegiatan perikanan tangkap sebagai salah satu program unggulan
dengan mendorong nelayan baik itu nelayan tradisional maupun nelayan yang telah
memanfaatkan teknologi penangkapan ikan yang lebih modern agar bisa meningkatkan produktivitasnya.
Kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Parigi Moutong
sejauh ini masih dilakukan pada daerah penangkapan (fishing ground) yang relatip dekat dari garis pantai dengan trip
penangkapan yang relatip pendek, yaitu selama satu hari (one day fishing) dan didukung oleh armada dan perangkat
penangkapan ikan yang masih sederhana. Dengan tingkat teknologi penangkapan
ikan yang relatip sederhana, maka potensi
besar perikanan tangkap Kabupaten Parigi Moutong belum dapat dikelola
secara optimal sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat nelayan. Rendahnya hasil tangkapan
ikan tersebut megakibatkan pemasarannya masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan
ikan di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten/kota di sekitarnya, sedangkan
untuk kegiatan ekspor ke luar negeri
belum dapat dilaksanakan secara optimal.
Perairan pantai dan laut Kabupaten Parigi Moutong dengan
kandungan sumber daya perikanan yang begitu besar didalamnya bukan saja merupakan anugerah yang tak terkira, tetapi
sekaligus menjadi tantangan agar laut dengan segala sumber dayanya tersebut
dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Pemanfaatan sumber daya perikanan ini, tidak semata bermakna menggali
manfaat untuk masa sekarang, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga
kelestariannya sehingga keberadaan dan
pemanfaatannya dapat berkelanjutan.
Terkait maksud tersebut, dibutuhkan armada perikanan
tangkap berupa kapal perikanan dan alat penangkap ikan yang memadai dan ramah
lingkungan. Artinya, keberadaan armada perikanan tersebut tidak saja mampu memanfaatkan potensi sumber daya ikan secara optimal yang didukung oleh
produktivitas dan jumlah, tetapi juga dalam memanfaatkan sumber daya perikanan
tersebut harus dilakukan sesuai daya dukungnya dan tidak menimbulkan dampak
yang merugikan terhadap lingkungan.
B. Sasaran Implementasi
Pembangunan perikanan
tangkap tentunya diorientasikan untuk memanfaatkan sumber daya perikanan sesuai
dengan daya dukungnya serta meningkatkan mutu hasil tangkapan. Dengan demikian,
sumber daya ikan dan lingkungannya
terjaga secara berkelanjutan, kesejahteraan nelayanpun dapat
ditingkatkan. Untuk mendukung hal tersebut tentu saja kapal perikanan dan Alat
Penangkap Ikan serta sarana penunjang
lainnya menjadi ujung tombak bagi peningkatan produktivitas perikanan tangkap.
Kapal perikanan dan Alat Tangkap yang dikembangkan, tidak saja produktip,
tetapi juga ramah lingkungan.
Salah satu hal yang diharapkan bisa
menjadi motor penggerak pertumbuhan industri perikanan tangkap di Kabupaten
Parigi Moutong adalah pengembangan Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap
Ikan (NKPI) di SMK Negeri 1 Parigi. Hal ini dapat dipahami mengingat SMK Negeri
1 Parigi, khususnya Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)
merupakan satu-satunya lembaga
pendidikan formal di Kabupaten Parigi Moutong yang diharapkan dapat mencetak
Sumber Daya Manusia Tingkat menengah yang mandiri, siap kerja dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam hal teknologi penangkapan ikan.
Tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Parigi adalah menyiapkan peserta didik sebagai tenaga kerja
tingkat menengah yang terampil dan professional
serta mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu strategi
penyelenggaraan pendidikan yang
dilakukan adalah pola system ganda, dimana pola ini memadukan antara pembekalan
sistem normatip, adaptip dan
keterampilan dasar produktip di sekolah dengan pembekalan aspek spesialisasi
produktip di dunia usaha dan industri.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
proses pembekalan siswa-siswi SMK mengenai
keterapilan dan sikap profesionalisme
mutlak untuk dilaksanakan. Salah satu hal yang sangat menunjang kegiatan
tersebut adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memenuhi standar,
khususnya sarana dan prasarana pembelajaran mata diklat produktip pada program
keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI).
Guna mewujudkan hal tersebut diatas, maka
pengadaan sarana terutama kapal perikanan serta peralatan-peralatan pendukung
dalam pembelajaran di Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)
adalah mutlak adanya. Dengan adanya Kapal Perikanan dan peralatan pendukung
lainnya di SMK Negeri 1 Parigi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas Program
Pendidikan dan Pelatihan untuk
pembentukan kecakapan pelaut perikanan dan penguasaan teknologi penangkapan
ikan bagi siswa.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari
“Pengembangan Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan” ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuannya dalam hal pengoperasian
Kapal Perikanan.
2. Memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya
tentang teknologi penangkapan ikan.
3. Tercapainya
pembelajaran di Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan SMK Negeri 1 Parigi dengan perbandingan
antara Teori : Praktek sebesar 30 % : 70 %.
4. Terjangkaunya
Fishing ground (dearah penangkapan
ikan) dengan lebih mudah dengan tersedianya armada penangkapan ikan yang lebih
modern.
5. Peningkatan
dan pengembangan unit produksi sekolah
melalui usaha perikanan tangkap.
6. Pengembangan
jaringan kerja sama antara sekolah dengan dunia usaha/ndustri.
Adapun
kebutuhan sarana dan prasarana yang
diusulkan melalui Program Pengembangan Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap
Ikan meliputi:
a. Kapal
Perikanan dan perlengkapannya
b. 1
Unit Alat Tangkap Jaring Lingkar (Purse seine)
c. Fasilitas
Alat Navigasi
d. Fasilitas
komunikasi di kapal
e. Peralatan
menjangka peta
f. Peralatan
kecakapan bahari
g. Perlengkapan
pembuatan dan konstruksi alat tangkap
h. Fasilitas
penyimpanan hasil tangkap
i.
Perlengkapan alat Basic Safety Training
(BST), dan
j.
Perlengkapan Diving.
BAB IV
P
E N U T U P
Kekayaan dan
keanekaragaman sumber daya perikanan tangkap di Kabupaten Parigi Moutong
memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan dan dikelola untuk
meningkatkan kemamkmuran rakyat. Dengan adanya Progam Pengembangan Program
Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) di SMK Negeri 1 Parigi ini
diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas tamatan Program Keahlian
Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan kemajuan unit produksi SMK, sesuai
dengan potensi keunggulan daerah.
SMK Negeri 1 Parigi menempatkan Sektor Perikanan dan
Kelautan sebagai sektor andalan dan unggulan, namun disisi lain
kemampuan pembiayaan dan ketersediaan
sarana dan prasarana yang terbatas, maka sangat diharapkan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan SMK dapat memberikan
prioritas Pengembangan Program Keahlian
Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) di SMK Negeri 1 Parigi.
Hal tersebut sangat relevan dengan upaya peningkatan mutu
pendidikan, kreativitas dan daya saing Sekolah Menengah Kejuruan. Oleh karena
itu Program Pengembangan Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)
di SMK Negeri 1 Parigi diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap
pengembangan dan kemajuan SMK Negeri 1 Parigi, khususnya Program Keahlian Nautika
Kapal Penangkap Ikan dan masyarakat Kabupaten Parigi Moutong pada umumnya.
Untuk terlaksana dan keberlangsungan kegiatan unit
produksi sekolah khususnya usaha Perikanan Tangkap yang didukung oleh Program
Pengembangan Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) maka SMK
Negeri 1 Parigi akan melakukan system pengawasan dan evaluasi dengan membetuk
tim yang melibatkan pihak sekolah, Ketua Komite Sekolah, dewan guru dan anggota
komite (orang tua siswa). Disamping itu, ada beberapa strategi yang akan diterapkan oleh SMK Negeri
1 Parigi untuk meningkatkan kinerja unit produksinya, yaitu:
1. Mengembangkan
unit produksi (teaching factory)
2. Menjalin
hubungan kerja sama yang lebih luas dengan pihak terkait, Dunia usaha/dunia
industry
3. Mendorong
pengembangan unit produksi dari program keahlian lain yang ada di SMK Negeri 1
Parigi, terutama Program Keahlian Teknik Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPi).
Demikian
usulan proposal ini diajukan untuk membantu pengembangan Program Keahlian
Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) SMK Negeri 1 Parigi dan unit produksi
khususnya usaha Perikanan Tangkap. Dengan harapan bahwa proposal ini dapat
dijadikan prioritas untuk mendapatkan
pembiayaan.
JAYA SMK
BalasHapus